Analysis of the profits cultivation of milkfish (Chanos chanos Forsskal) with different feeding at Pokdakan Simaranang, Ampekale village, Bontoa District, Maros Regency
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
View Publication InfoField | Value | |
Title |
Analysis of the profits cultivation of milkfish (Chanos chanos Forsskal) with different feeding at Pokdakan Simaranang, Ampekale village, Bontoa District, Maros Regency
Analisis keuntungan usaha budidaya ikan bandeng (Chanos chanos Forsskal) dengan pemberian pakan berbeda pada Pokdakan Simarang Desa Ampekale Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros |
|
Creator |
Daris, Lukman
Masriah, Andi Massiseng, Andi Nur Apung Febri, Febri |
|
Subject |
Fisheries Science; Agrobusnis
Pokdakan Simaranang; Ampekale Village; Advantages of Milkfish Cultivation; Different Feeding Perikanan; Agribisnis Pokdakan Simaranang; Desa Ampekale; Advantages of Milkfish Cultivation; Different Feeding. |
|
Description |
Milkfish is a commodity from aquaculture that is in great demand by the community, both for local consumption and export commodities. In the fish farming business, including milkfish, the feeding management process is one of the efforts made to support the success of the aquaculture business because feed is one of the determining factors for the success of cultivation, both in terms of feed quantity and feed quality. In Ampekale Village, Bontoa District, Maros Regency, a group of fish cultivators (Pokdakan) where some cultivators anticipate the high price of artificial feed by substituting expired noodles and bread as a substitute for artificial feed. The purpose of this study was to analyze the level of profit for milkfish cultivators who used different feeds, namely cultivators who used feeds of (1) expired noodles or bread; (2) commercial feed; and (3) mixed feed between expired noodles or bread + commercial feed. The data obtained in this study were analyzed using variance (ANOVA) analysis to see the effect of different feeding on the profits of milkfish cultivators in the Simaranang fish cultivator group (Pokdakan), then continued with the W-Tuckey test to see the difference in profits between each cultivator. Based on the results of the analysis, it was found that the highest annual cultivation profit was obtained by cultivators who used a mixture of commercial feed and expired noodle/bread feed (Rp. 16,681,750/year) followed by cultivators who used commercial feed (Rp 9,123,000/year) and the profit. The lowest was experienced by cultivators who only used expired noodles/bread (Rp. 7,875,000/year)
Ikan bandeng merupakan komoditas hasil perikanan budidaya yang sangat diminati oleh masyarakat, baik untuk konsumsi lokal maupun untuk komoditas ekspor. Dalam usaha budidaya ikan, termasuk ikan bandeng proses manajemen pemberian pakan merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan usaha budidaya karena pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya, baik itu kuantitas pakan maupun kualitas pakan. Di Desa Ampekale Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros terdapat kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) yang mana beberapa anggota pembudidayanya mensiasati mahalnya harga pakan buatan dengan cara mensubtitusi mie dan roti expired sebagai pengganti pakan buatan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat keuntungan pembudidaya ikan bandeng yang menggunakan pakan berbeda, yaitu pembudidaya yang menggunakan pakan (1) mie atau roti expired; (2) pakan komersial; serta (3) pakan campuran antara mie atau roti expired + pakan komersial. Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (Anova) untuk melihat pengaruh pemberian pakan berbeda terhadap keuntungan pembudidaya ikan bandeng pada kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Simaranang, kemudian dilanjutkan dengan uji W-Tuckey untuk melihat perbedaan keuntungan antar setiap pembudidaya. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa keuntungan budidaya pertahun tertinggi diperoleh pembudidaya yang menggunakan pakan campuran antara pakan komersial dan pakan mie/roti expired (Rp.16.681.750/tahun) kemudian diikuti oleh pembudidaya yang menggunakan pakan komersial (Rp9.123.000/tahun) dan keuntungan terendah dialami oleh pembudidaya yang hanya menggunakan pakan mie/roti expired (Rp. 7.875.000/tahun) |
|
Publisher |
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna
|
|
Contributor |
—
— |
|
Date |
2021-09-01
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Research article Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/article/view/515
10.29239/j.agrikan.14.2.199-205 |
|
Source |
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan; Vol 14, No 2 (2021); 199-205
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan; Vol 14, No 2 (2021); 199-205 2621-0193 1979-6072 10.29239/j.agrikan.14.2 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/article/view/515/508
|
|
Rights |
© The Author(s) 2021
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 |
|