DETERMINAN KESIAPAN MENIKAH PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA KUA TERNATE SELATAN
MMJ (Mahakam Midwifery Journal)
View Publication InfoField | Value | |
Title |
DETERMINAN KESIAPAN MENIKAH PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA KUA TERNATE SELATAN
DETERMINAN KESIAPAN MENIKAH PADA REMAJA AKHIR DI WILAYAH KERJA KUA TERNATE SELATAN |
|
Creator |
Bansu, Istiana Asrari
Matjiono, Siti Hubaya |
|
Description |
Usia ideal menikah baiknya dilakukan pada usia matang 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki sebagaimana sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak, usia kurang dari 18 tahun masih tergolong anak-anak. Panitera muda dan bagian hukum pengadilan agama kelas I B Ternate juga menyampaikan bahwa paling banyak cerai gugat dilakukan oleh pasangan usia 20 tahun keatas dan paling dominan di kalangan perempuan yang mengajukan perkara gugatan. Penelitian ini menganalisis variabel yang berpengaruh terhadap kesiapan menikah pada remaja akhir. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Subjek penelitian ini adalah remaja yang sudah mendaftarkan diri untuk menikah di wilayah kerja KUA Ternate Selatan sebanyak 80 responden menggunakan teknik total sampling. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square dan uji regresi logistik untuk melihat variabel yang paling dominan terhadap kesiapan menikah. Berdasarkan hasil analisis uji chi-square variabel sikap dengan nilai ρ value 0.008, pengetahuan dengan nilai ρ value 0.000, dan pola asuh dengan nilai ρ value 0.020 merupakan variabel yang memiliki hubungan terhadap kesiapan menikah. Sedangkan hasil uji regresi logistik sikap positif atau mendukung berpeluang memiliki kesiapan menikah 6,8 kali. pengetahuan baik berpeluang memiliki kesiapan menikah 2,8 kali. peran teman yang positif berpeluang memiliki kesiapan menikah 4,3 kali.
According to the Child Protection Law, the appropriate age for female and male to get married are 21 and 25 years old respectively. Age under 18 is not considered as an adult. Junior Clerk and Legal Division of the National Religious Court Class I B in Ternate published that couples in their 20’s is the biggest contributor of the filled divorce cases and among them, the wives dominate as the plaintiff. This study is to analyze the influential variables to the attentiveness in marriage in their late adolescence/ early adulthood. Quantitative approach was used in this study using cross sectional method. The subject of the assessment are couples that already have submitted for their marriage planning in KUA South Ternate working area. Total of 80 respondents are evaluated using total sampling technique. Chi-square and logistic regression techniques are employed to determine the impactful variables to the attentiveness in marriage. The result of the chi-square test shows that attitude, knowledge, and parenting pattern are the most meaningful variables with p-value of 0.008, 0.000, and 0.020 respectively. On the other side, the logistic regression result tells us that the positive or supportive attitude increases the probability to get married by 6.8 times, while the rich of knowledge will rise it by 2.8 times and 4.3 times for the positive influence of acquittances. |
|
Publisher |
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
|
|
Date |
2020-11-30
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article teks |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
http://ejournalbidan.poltekkes-kaltim.ac.id/ojs/index.php/midwifery/article/view/153
10.35963/mmj.v5i2.153 |
|
Source |
MMJ (Mahakam Midwifery Journal); Vol 5 No 2 (2020): Mahakam Midwifery Journal, Vol 5, No. 2, November 2020; 122-132
2548-5229 2548-5210 10.35963/mmj.v5i2 |
|
Language |
ind
|
|
Relation |
http://ejournalbidan.poltekkes-kaltim.ac.id/ojs/index.php/midwifery/article/view/153/100
|
|
Rights |
Copyright (c) 2020 Istiana Asrari Bansu, Siti Hubaya Matjiono
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 |
|